E-Learning Sebagai Model Pembelajaran

Rabu, 06 April 2011

A. KONSEP PEMBELAJARAN E-LEARNING

1.Pengertian E-Learning

Di dunia pendidikan dan pelatihan sekarang, banyak sekali praktik yang disebut e-learning.Sampai saat ini pemakaian kata e-learning sering digunakan pada semua kegiatan pendidikan yang menggunakan media komputer dan atau internet. Banyak pula penggunaan terminologi yang memiliki arti hampir sama dengan e-learning. Web-based learning, computer-based training/learning,distance learning, computer aided instruction, dan lain sebagainya, adalah terminologi yang sering digunakan untuk menggantikan e-learing.Terminologi e-learning sendiri dapat mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi (Effendi, dkk., 2005: 6-7).

Sa’ud (2008: 184-185) memberikan pandangan yang mengarah pada definisi ¬e-learning diantaranya adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities) serta penggunaan jalinan kerja teknologi untuk mendesain, menngirim, memilih, dan mengorganisir pembelajaran (Elliut Masie).

Sedangkan Faridi (2009) mengemukakan bahwa e-learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer. Seperti kursus atau pendidikan dengan media pembelajaran jarak jauh (distance learning) dan cyber classroom.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan jasa teknologi. Ada berbagai macam jasa teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran e-learning, akan tetapi dalam makalah ini penulis memberikan batasan pada jasa teknologi internet. Internet dalam hal ini berfungsi sebagai media yang menghubungkan antara pembelajar dengan pebelajar.

Internet dimulai sekitar tahun 60-an sebagai suatu proyek dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan diberi nama ARPANET. Mereka membuat suatu spesifikasi jaringan komputer yang tahan banting sehingga jaringan ini harus tetap bekerja bila salah satu bagiannya hancur atau rusak (Prabawati, 2009: 5). Akan tetapi seiring perkembangan teknologi, internet merambah ke dunia pendidikan.
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet, diantaranya adalah mudah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani dan sosial, serta mudah mendapatkan informasi untuk kehidupan profesional atau kerja bahkan pendidikan (Masrur, 2009: 4). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis e-learning memberikan banyak kemudahan dan manfaat bagi pembelajar karena dapat dengan mudah mengakses informasi dari berbagai sumber.

2.Konsep Pembelajaran E-Learning

Pada pembelajaran e-learning, internet merupakan media yang bersifat multi-rupa, pada satu sisi internet dapat digunakan untuk berkomunikasi secara interpersonal misalnya dengan menggunakan e-mail dan chat sebagai sarana berkomunikasi antar pribadi (one-to-one communications), di sisi lain dengan e-mail juga dapat berkomunikasi dengan lebih dari satu orang atau sekelompok pengguna yang lain (one-to-many communication). Internet juga memiliki kemampuan memfasilitasi kegiatan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok orang. Di samping itu, dengan kemampuannya untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka (teleconference), memungkinkan pengguna internet bisa berkomunikasi secara audiovisual sehingga dimungkinkan terselenggaranya komunikasi verbal maupun non-verbal secara real-time (Sa’ud, 2008: 189).

Menurut Sa’ud (2008: 189), internet dapat digunakan dalam setting pembelajaran di sekolah, karena memiliki karakteristik yang khas. Adapun karakteristik tersebut antara lain:

(1)Internet sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-many.

(2)Memiliki sifat interaktif.

(3)Memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (syncronous) maupun tertunda (asyncronous), sehingga memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis dialog komunikasi yang merupakan syarat terselenggaranya suatu proses belajar mengajar.

Beberapa studi menunjukkan bahwa internet memang dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran, seperti studi yang telah dilakukan oleh Anne L. Rantie dan kawan-kawan di SMU 1 BPK Penabur Jakarta pada tahun 1999 mengenai penggunaan internet untuk mendukung kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris, menunjukkan bahwa murid yang terlibat pada eksperimen tersebut memperlihatkan peningkatan kemampuan mereka signifikan dalam menulis dan membuat karangan dalam bahasa Inggris.

Bukti keberhasilan internet sebagai media pembelajaran juga dikemukakan oleh Faridi (2009) yang menyatakan bahwa berdasarkan laporan World Bank tahun 1997 tentang program Global Distance Learning Network (GDLN), pengembangan e-learning pada pendidikan di Amerika sangat efektif dan memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah (Uno 1997). Mujis dan Reynolds (2008) dalam effective Teaching menemukan bahwa penggunaan ICT di kelas memberikan dampak peningkatan antusiasme dan on-task behavior yang tinggi pada siswa dalam mengerjakan tugas, karena siswa mendapatkan hal baru dan berbeda (novelty effect).

Hasil positif dari penelitian tersebut jelas mendorong penggunaan e-learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk melakukan inovasi pembelajaran. Namun, agar langkah tersebut dapat berjalan dengan optimal tentu saja dibutuhkan langkah yang sinergis dari pelbagai pihak. Termasuk di dalamnya adalah guru yang profesional yang memiliki wawasan dalam menggunakan internet dan berkompeten dalam keilmuan tentang pembelajaran bahasa Indonesia.

Inovasi yang ada dalam pembelajaran menurut Faridi (2009) dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi, Inovasi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis e-learning dapat diwujudkan dalam perangkat berbasis e-learning. Perangkat tersebut meliputi:

(1) Kerangka konsep KTSP
(2) Silabus-RPP
(3) Materi ajar (bahan ajar)
(4) Media/alat peraga
(5) Evaluasi pembelajaran

Secara sederhana, konsep inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis e-learning dapat dilihat dari hasil perangkat pembelajarannya, termasuk di dalamnya adalah bahan ajar.

B.MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING

1.Model-model Pembelajaran e-learning

Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu (1) Web Course, (2) Web Centric Course, dan Web Enhanced Course (Haughey, 1998).

(1)Web Course

Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran di mana seluruh bagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Siswa dan guru sepenuhya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara pembelajar dan pebelajar dilakukan setiap saat.

(2)Web Centric Course

Sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses pembelajaran melalui internet.

(3)Web Enhanced Course

Dalam Web Enhanced Course, peranan internet adalah untuk menyediakan sumber-sumber belajar dengan cara memberikan alamat-alamat atau membuka link ke pelbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pebelajar dan pembelajar secara timbal balik. Pada bentuk ini, pembelajaran melalui internet jauh lebih sedikit dibandingkan denngan prosentase pembelajaran secara tatap muka, karena penggunaan internet hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Bentuk ini dapat pula dikatakan sebagai langkah awal bagi intuisi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis e-learning.

2.Pengembangan Model Pembelajaran E-Learning

Berdasarkan model-model pembelajaran ¬e-learning di atas, maka sistem pembelajaran e-learning dapat dikembangkan melalui tiga cara pengembangan yaitu:

(1)Menggunakan sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, seperti e-mail, IRC (Internet Relay Chat), Word Wide Web, seach engine, millis (milling list) dan FTP (File Transfer Protocol).

(2)Menggunakan software pengembang program pembelajaran dengan internet yang dikenal dengan Web-Course Tools, yang di antaranya bisa didapatkan secara gratis ataupun bisa juga dengan membelinya. Ada beberapa vendor yang mengembangkan Web Course Tools seperti WebCT, Webfuse, TopClass dan lain-lain.

(3)Mengembangkan sendiri program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan (tailor made), dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti ASP (Active Server Page) dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Astini, Edi. 2009. Lembaran Ilmu Pendidikan, Jilid 38, Nomor 01, Juni 2009. Semarang: UNNES Press.

Effendi, Empy dkk. 2005. E-Learning Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.

Alwi, Hasan dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Masrur, M. 2009. Internet Super Mudah untuk Siapa Saja. Yogyakarta: BOOKMARKS.

Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.

Prabawati, Theresia Ari (ed.). 2009. Mahir dalam 7 Hari Berinternet dengan Google. Yogyakarta: Andi dan MADCOMS.

Prakoso, Kukuh Setyo. 2005. Membangun E-Learning dengan Moodle. Yogyakarta: Andi.

Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

0 komentar: